blank mungkin sama dengan kosong



Diluar masih gerimis setelah beberapa menit lamanya hujan lebat mengguyur bumi.
Dingin!
Sangat dingin dengan campuran angin pelan yang mampu menembus celah diantara daun jendela.
Menerpaku serasa sentuhan tangan gadis di wajah sang kekasih.
Sejenak aku terbawa dalam kesepian nan sunyi, sampai sampai kotoran cicak yang jatuh membentur permukaan meja terasa sangat menghentak di telingaku.
Entah kenapa aku tiba tiba mengingatmu, detik detik yang terkumpul dengan warnamu disana hingga menumpuk diantara detik detik yang dalam hari-hariku.
Sungguh , aku tak bisa membantah bahwa aku benar benar ingin mengenalmu, berbincang denganmu tentang banyak hal.
Dan mungkin termasuk penyesalan penyesalanku yang juga tergores dalam tumpukan waktu.
Ya,
penyesalanku.
penyesalan karena aku begitu sombong, seolah bumi ini pun tak pantas menyentuh kakiku.
Dan hari ini, setelah sekian lama ku coba meyakinkan diriku, aku lebih baik dari Tuhanmu,
Ditambah dengan sekian banyak kisah yang datang, kujalani, ku lihat maupun yang kudengar.
Aku sadar sepenuhnya dengan kesadaranku,
bahwa aku hanyalah seorang pengecut yang sombong.
Aku sama sekali tak memiliki cukup keberanian,meski hanya sekedar untuk membayangkan dirimu akan menjadi ini- itu dalam kehidupanku.
Aku hanya berani berpikir tentang aku, hari hariku, dengan barisan detik detik yang terus berjalan maju dengan warna yang aku suka. Meski disana memang benar ada warnamu yang begitu mencolok saat engkau hadir didalamnya.

Dan yang kudapati adalah detik detik dengan warnamu ternyata paling indah diantara tumpukan itu.
Namun aku tetap tidak mampu menjawab” kenapa itu bisa tampak begitu indah?”.

Cinta adalah ketika engkau tidak bisa lagi mendefinisikanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar